Berbentuk laksana rumah bertingkat lengkap dengan lubang pintu dan jendela menjadikan Candi Sari memiliki ciri khas tersendiri. Candi Buddha yang juga dikenal dengan nama Candi Bendan ini memiliki relief yang menyerupai dengan relief yang ada di dinding Candi Plaosan serta dipenuhi pahatan arca yang indah.
Menelisik lebih jauh kekayaan sejarah dan budaya di kota gudeg ini tidak akan pernah ada habisnya. Kamu akan terus menerus diselimuti rasa kagum melihat uniknya wisata candi di Yogyakarta. Berbagai cerita di balik pembangunan candi membuat rasa penasaran terus muncul dibenakmu. Salah satu candi yang menarik untuk dikunjungi adalah Candi Sari yang terletak di Desa Bendan.
Berbeda dengan candi kebanyakan yang rata-rata hanya memiliki 1 ruang dan terdiri dari 1 tingkatan, di dalam Candi Sari terdapat tiga ruangan berjajar yang masing-masing berukuran 3,48 x 5,80 meter. Masing-masing ruangan dihubungkan oleh pintu dan jendela, karena itu jika dilihat dari kejauhan Candi Sari menyerupai kastil batu lengkap dengan lubang jendela dan pintu. Candi ini dulunya juga ditengarai terdiri dari 2 atau 3 tingkatan dan berfungsi sebagai asrama para bikhu.
Desain Candi Sari sengaja dibuat bertingkat dengan adanya dinding menonjol yang melintang mengelilingi bagian tengah candi. Sedangkan untuk bagian luarnya tedapat cekungan atau relung-relung yang menempel di bangunan candi. Diperkirakan relung-relung tersebut dulunya dihiasi dengan arca Budha. Kamu akan terkesima ketika melihat dinding luarnya yang dipenuhi dengan pahatan arca dan hiasan yang indah. Sementara itu, di ambang pintu dan jendelanya terdapat sepasang arca laki-laki dan wanita dengan posisi berdiri memegang teratai.
Candi Sari memiliki 36 pahatan arca yang terbagi menjadi 12 buah arca berada disisi bagian barat, 8 buah arca berada di sisi bagian depan atau timur, serta 8 arca di sisi utara dan selatan. Selain pahatan arca yang menghiasi dinding candi ini, masih terdapat corak pahatan manusia burung (Kinara Kinari), Sulura, Kumuda (bunga dan daun yang menjulur dari jambangan bulat), dan Kalamakara Candi. Maka dari itu diwajibkan buat kamu untuk berkeliling candi untuk melihat betapa gokilnya nenek moyang kita dulu.
Perlu kamu tahu bahwa berdasarkan arca dan relief dewa yang terpahat, dapat diketahui bahwa latar belakang keagamaan Candi Sari adalah Buddha. Adanya pembagian ruang mengindikasikan bahwa candi ini digunakan sebagai wihara (asrama pendeta). Tahun pendirian candi belum dapat ditentukan. Akan tetapi berdasarkan keterangan di Prasasti Kalasan dapat diperkirakan bahwa candi ini dibangun satu zaman dengan Candi Kalasan, yaitu dari abad 8 Masehi.
Menelisik lebih jauh kekayaan sejarah dan budaya di kota gudeg ini tidak akan pernah ada habisnya. Kamu akan terus menerus diselimuti rasa kagum melihat uniknya wisata candi di Yogyakarta. Berbagai cerita di balik pembangunan candi membuat rasa penasaran terus muncul dibenakmu. Salah satu candi yang menarik untuk dikunjungi adalah Candi Sari yang terletak di Desa Bendan.
Berbeda dengan candi kebanyakan yang rata-rata hanya memiliki 1 ruang dan terdiri dari 1 tingkatan, di dalam Candi Sari terdapat tiga ruangan berjajar yang masing-masing berukuran 3,48 x 5,80 meter. Masing-masing ruangan dihubungkan oleh pintu dan jendela, karena itu jika dilihat dari kejauhan Candi Sari menyerupai kastil batu lengkap dengan lubang jendela dan pintu. Candi ini dulunya juga ditengarai terdiri dari 2 atau 3 tingkatan dan berfungsi sebagai asrama para bikhu.
Desain Candi Sari sengaja dibuat bertingkat dengan adanya dinding menonjol yang melintang mengelilingi bagian tengah candi. Sedangkan untuk bagian luarnya tedapat cekungan atau relung-relung yang menempel di bangunan candi. Diperkirakan relung-relung tersebut dulunya dihiasi dengan arca Budha. Kamu akan terkesima ketika melihat dinding luarnya yang dipenuhi dengan pahatan arca dan hiasan yang indah. Sementara itu, di ambang pintu dan jendelanya terdapat sepasang arca laki-laki dan wanita dengan posisi berdiri memegang teratai.
Candi Sari memiliki 36 pahatan arca yang terbagi menjadi 12 buah arca berada disisi bagian barat, 8 buah arca berada di sisi bagian depan atau timur, serta 8 arca di sisi utara dan selatan. Selain pahatan arca yang menghiasi dinding candi ini, masih terdapat corak pahatan manusia burung (Kinara Kinari), Sulura, Kumuda (bunga dan daun yang menjulur dari jambangan bulat), dan Kalamakara Candi. Maka dari itu diwajibkan buat kamu untuk berkeliling candi untuk melihat betapa gokilnya nenek moyang kita dulu.
Perlu kamu tahu bahwa berdasarkan arca dan relief dewa yang terpahat, dapat diketahui bahwa latar belakang keagamaan Candi Sari adalah Buddha. Adanya pembagian ruang mengindikasikan bahwa candi ini digunakan sebagai wihara (asrama pendeta). Tahun pendirian candi belum dapat ditentukan. Akan tetapi berdasarkan keterangan di Prasasti Kalasan dapat diperkirakan bahwa candi ini dibangun satu zaman dengan Candi Kalasan, yaitu dari abad 8 Masehi.
Aktivitas Yang Bisa Dilakukan Di Candi Sambisari
Wisata Sejarah
Ada banyak cerita dan legenda di balik kemegahan Candi Sari yang perlu kamu ketahui. Dalam setiap detil arsitektur dan desain bangunannya menyimpan kisah seperti pada candi-candi Budha lainnya. Candi yang diperkirakan dibangun pada abad ke-8 ini berlatar belakang agama Budha. Candi ini pertama kali dipugar pada tahun 1929 dan selesai satu tahun kemudian. Secara keseluruhan, candi ini terlihat cantik, bentuknya bertingkat hampir mirip seperti Candi Plaosan.
Photo Hunting
Berburu momen dan mengabadikannya melalui kamera adalah hal yang wajib kamu lakukan ketika berada di Candi Sari ini. Selain keunikan bangunan dengan pahatan arcanya yang bersejarah, tempat ini juga dikelilingi oleh rerumputan hijau nan asri dan taman yang cukup sejuk. Jangan lupa kamu juga wajib menjaga keindahan dan kebersihan candi agar selalu terlihat indah untuk dijadikan lokasi hunting photo.
Bersepeda
Bagi kamu yang hobi bersepeda, area Candi Sari juga cocok untuk melakukan hobimu itu. Mengingat candi yang ukurannya kecil, tentu saja bersepeda di tempat ini tidak akan memakan banyak waktu. Selain bersepeda di sekitar Candi Sari, kamu juga bisa bersepeda menyusuri candi-candi lain yang lokasinya berdekatan seperti Candi Sambisari, Candi Kalasan, Candi Prambanan, hingga Candi Plaosan. Jadi selain bisa menikmati kemegahan situs budaya di Jogja kamu juga bisa sekalian berolahraga. Ide yang menarik bukan?
Bercengkerama dengan Warga Sekitar Candi
Kamu dapat memperkaya cerita sejarah dan budaya dari Candi Sari ini melalui obrolan dengan penduduk sekitar. Karena itu jangan sungkan atau gengsi untuk bercengkerama dengan masyarakat yang tinggal di sekitar candi. Dengan senang hati mereka akan menceritakan legenda dan mitos apa saja yang terjadi di candi ini, tentu saja tergantung informasi yang mereka ketahui. Selain mendapatkan informasi lebih dalam, kamu juga akan mempunyai keluarga baru di Jogja yang terkenal dengan masyarakatnya yang ramah.
Bercengkerama dengan Warga Sekitar Candi
Kamu dapat memperkaya cerita sejarah dan budaya dari Candi Sari ini melalui obrolan dengan penduduk sekitar. Karena itu jangan sungkan atau gengsi untuk bercengkerama dengan masyarakat yang tinggal di sekitar candi. Dengan senang hati mereka akan menceritakan legenda dan mitos apa saja yang terjadi di candi ini, tentu saja tergantung informasi yang mereka ketahui. Selain mendapatkan informasi lebih dalam, kamu juga akan mempunyai keluarga baru di Jogja yang terkenal dengan masyarakatnya yang ramah.
Lokasi dan Akses Menuju Candi Sari
Candi Sari terletak di Desa Bendan, Kelurahan Tirtomartani, Kecamatan Kalasan, Kabupaten Sleman, Yogyakarta. Sekitar 12 Km arah timur dari pusat kota Yogyakarta. Jika kamu menggunakan transportasi umum silahkan naik bus jurusan Yogya – Solo dari fly over Janti atau dari Terminal Giwangan, lantas turun tak jauh dari Candi Kalasan. Jika Candi Kalasan berada di kanan jalan, maka kamu melanjutkan perjalanan dengan belok ke arah kiri (utara) sekitar 3 km. Supaya tidak lelah, kami bisa naik ojek. Sedangkan jika membawa kendaraan pribadi kamu akan lebih dimudahkan.
Harga Tiket dan Jam Buka
Dewasa: Rp 2.000
Anak-anak: Rp 1.500
Jam buka: Setiap hari pukul 09.00 – 17.00 WIB.
Anak-anak: Rp 1.500
Jam buka: Setiap hari pukul 09.00 – 17.00 WIB.
Tempat Wisata dan Lokasi Asyik di Sekitar Candi Sari
Candi Prambanan
Candi Prambanan merupakan kompleks Candi Hindu tertinggi sekaligus tercantik di Indonesia. Di dinding candi ini terpahat kisah cinta antara Rama dan Shinta. Tak jauh dari kompleks candi terdapat Ramayana Ballet Theatre, sebuah panggung pertunjukan sendratari yang mengisahkan perjalanan cinta Sri Rama dan Dewi Shinta. Pertunjukan ini digelar seminggu tiga kali pada hari Selasa, Kamis, dan Sabtu. Candi Prambanan sendiri buka setiap hari dari pukul 06.00 – 17.00 WIB.
Candi Kalasan
Masih bersaudara dengan Candi Sari, Candi Kalasan yang juga bercorak Budha ini terletak tak jauh dari Jalan raya Jogja – Solo. Candi ini merupakan candi Budha tertua di Yogyakarta. Bentuk bangunan candi yang menyerupai bujur sangkar dengan atap yang unik ini sangat menarik untuk diteliti para pecinta bangunan kuno. Jika kamu mengunjungi Candi Sari, jangan lupa untuk mampir ke Candi Kalasan ini.
Candi Plaosan
Candi kembar yang terletak di hamparan sawah dan ladang warga ini memiliki kisah menarik di balik pembangunannya. Konon candi nan cantik ini dibangun oleh Rakai Pikatan yang beragama Hindu untuk permaisurinya Pramodyawardani yang memeluk Budha. Tak heran jika arsitektur candi memadukan gaya bangunan Budha dan Hindu. Candi yang terletak tak jauh dari Candi Prambanan ini menjadi bukti nyata bahwa kekuatan cinta mampu menyatukan sekat perbedaan serta toleransi yang dijunjung tinggi.
Candi Sambisari
Tak jauh dari Candi Sari terdapat candi dengan nama yang hamper mirip yakni Candi Sambisari. Meski sama-sama terletak di kompleks perkampungan, ada satu hal penting yang menjadi pembeda kedua candi ini yakni lokasi Candi Sambisari berada 6,5 meter di bawah permukaan tanah. Candi yang sempat terkubur berabad-abad di bawah timbunan material vulkanik Gunung Merapi ini kini menjadi salah satu destinasi wisata favorit para pelancong.
sumber: maioloo.com / Setya Indah Isnawati
sumber: maioloo.com / Setya Indah Isnawati
ULASAN PEMBACA